Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015
Hai, bagaimana kabarmu? Aku harap kamu baik-baik saja apalagi melihat sudah ada yang menempati hatimu lagi. Berbeda dengan yang kemarin, dia terlihat lebih pantas untukmu. Rasanya tidak ada lagi yang perlu dkhawatirkan bahkan jika dia akan bertahan lama lebih daripada aku, aku tidak akan apa-apa karena aku yakin dia memang pantas untukmu. Serius loh dari cara dia mengobrol denganmu sepertinya dia orang yang ramah. Orang yang bisa membuatmu kembali melayang-layang. Syukurnya aku tidak ada perasaan apa-apa lagi bahkan terkesan senang saat kalian muncul. Aku sungguh tidak apa-apa. Inikah yang namanya ikhlas? Bahkan rasanya lebih menyenangkan. Langgeng ya? Jangan bergonta-ganti mulu gak bosen apa? haha god bless u

welkam to you~

Selamat, buat kamu yang telah selangkah lebih maju mendekati cita-cita. Aku masih ingat ketika dulu kamu memutuskanku untuk alasan fokus belajar. Aku ingat, kerjaanmu berhari-hari adalah mengerjakan berbagai macam soal dan melakukan TO kesana kemari. Aku ingat ketika kamu terus menerus menceritakan berbagai keinginanmu untuk menjadi dokter. Sekarang kamu membutikannya, bahwa keberhasilan adalah kerja keras. Usaha tak akan sia-sia begitu saja. Mungkin menurutmu ini hanya kebetulan tapi aku yang berada disampingmu waktu itu jelas merasakan usahamu. Aku tau tuhan tak pernah tidur dan tak pernah salah untuk memberikan jalan yang terang untuk umatnya. Aku merasa senang, sungguh. Walaupun aku bukanlah orang yang berarti lagi bagimu. Walaupun aku bukanlah orang yang mendengar keluh kesalmu lagi tapi aku sudah cukup senang. Setidaknya pengorbanan yang telah kita lalui telah membuahkan hasil. Setelah ini, aku tau kamu dan aku pasti mempunyai kesibukan masing-masing lagipula apa artinya ak
Ini pilihanku dan seberat apapun resikonya aku harus melawan itu semua. Tidak peduli apakah pilihanku sebenarnya tidak tepat, aku harus tetap berada di depan. Melihat ke belakang akan memperburuk keadaan. Bisa jadi, aku hanya akan terdiam dan lebih buruk lagi jika berbalik dan pergi. Mengulang dari awal lagi, berusaha untuk membuat keputusan yang lebih tepat. Iya, jika tepat tapi jika aku mengambil langkah yang lebih salah bagaimana? Menyesal di akhir. Kata yang paling kubenci. Aku berusaha untuk terlihat yakin walaupun dalam hati ragu lebih terasa menyesakkan. Tak apakah terlihat baik-baik saja? Aku yakin ini hanya sementara, lama kelamaan keyakinan itu pasti akan menguasai dan ragu yang sempat mengendap hilang tak tersisa. Aku hanya harus lebih percaya diri dan yakin bahwa ini adalah yang terbaik. Semoga saja tuhan mendengarkan setiap keluh kesalku dan memberikan yang terbaik. Termasuk keputusanku. yang terbaik.
Aku melihatnya lagi sekilas. Postur tubuhnya tinggi, hidungnya mancung dan rambutnya sedikit lebih panjang dari peraturan sekolah. Dia memakai motor matic, aku lupa mereknya apa, yang jelas ketika ia menghidupkan mesinnya suara knalpot langsung membuatku menatapnya kembali Dia terkesan dingin, baru kali ini aku benar-benar bertemu dengannya. Walaupun namanya terkesan tidak terlalu macho, tapi melihat orangnya jelas tidak ada keraguan lagi. Dia cowok yang telah menarik perhatianku lebih dalam.  Diam-diam aku berharap untuk berbagi jok motor dengannya namun apa daya, sebuah keputusan acak telah ditentukan dan dia bukanlah teman yang dipilih untuk berbagi jok bersamaku.  Lalu ku tau disaat makan malam tiba, dia adalah satu-satunya orang yang gengsi. Sama sepertiku namun malam itu aku tidak mempermasalhkannya, seperti ikut berbaur dengan yang lain. Aku juga tau dia sebenarnya tidak setuju betul namun karena memang tidak ada yang lebih baik, dia mengangguk juga dan sudah duduk