Write a story

Mimpi Aku mengingat kembali mimpiku tadi malam. Mimpi yang begitu indah bagiku. Baru pertama kali aku bermimpi tentangnya, bertemu dengannya bahkan bisa mengobrol dengannya. Mimpi itu seakan menarikku ke dunianya, sehinga aku seakan terbang ke langit yang paling tinggi dan mendarat di 1 titik, 1 titik yang sangat dalam, membuatku harus menerima kenyataan bahwa itu hanya sekedar mimpi indah. Tapi mimpi tetaplah mimpi. Mimpi akan berakhir jika kita terbangun. Kesal, memang, tetapi setidaknya aku bisa mengingat mimpi indahku itu. Andai,.. andai saja itu bukan mimpi.. andai itu kenyataan.. pasti aku akan bahagia sekali. Dan aku tahu, bahkan sangat tahu, itu hanyalah harapan kosongku saja, yang mungkin bisa membuatku senang jika sedang memfikirkannya. Di dunia mimpi atau di dunia maya, kita bisa mendapatkan sesuatu dengan mudah, membuat kita senang sekali, tetapi apakah di dunia nyata seperti itu? tidak, tidak sama sekali.di dunia nyata kita harus bekerja keras supaya mendapatkan yang kit

haloooooo sseemuuaaa.. pada kangen sama aye yg baik, pinter, lucu, imut, anggun, tidak sombong, baik hati dan agak cuek? Ohh iya dong pada kengen soalnya klo sampai ada yang gak kangen gue tonjok lu :P haha just kidding friend! skg aku mau nulis tentang tugas plh, tapi sebelumnya, ini tugasnyakan ada fotonya, nah skg mau di pertegas yaitu NO COPAS MY FOTO SELAIN KELOMPOK PLHKU!! Nah , to the point aja yaa.. aku mau posting tugas plh ini untuk memperlihatkan foto, nanti foto itu di copas oleh fernanda. Okedeh, nanda, kamu tak boleh langsung mengcopas foto tugas itu, karena kamu harus membaca terlebih dulu, haha #apaandeh. Sebelumnya aku akan menceritakan asal usul tugas plh, klo asal gak boleh usul, klo usul gak boleh asal #korbanasalusul. Gini, pukul 06.30 bel masuk berbunyi. Sehabis tadarus, guru plhpun masuk yang bernama pak *sensor*. Nah pak *sensor* menjelaskan kalian itu mempunyai 3 tugas lagi, yang di sebut 1000 aksi, yang pertama aksi peroragan, yang kedua aksi kelompok dan ket

Aku diam… memfikirkan setiap kata yang dia tuliskan. Hatiku terasa begitu aneh. Jujur saja aku merasa senang sekaligus iri. Aku tersenyum walaupun tipis. Beruntung sekali orang-orang itu, dan aku ingin sekali menjadi seperti orang-orang itu. dulu, aku ingin seperti ini, tetapi sekarang, aku ingin seperti yang dulu. Apakah aku plinplan? Ya, bisa saja aku plinplan saat itu. mungkin, jika aku menjadi ia, orang yang sangat kuharapkan itu, pasti aku juga akan bingung. ‘Maaf’, hanya kata-kata itulah yang mampu terlontarkan dari mulutku ini. Aku bingung dengan perasaanku saat itu. aku ingin menangis, tetapi air mataku tak kunjung keluar. Walaupun begitu, dadaku sesak bukan main, aku menangis dalam hati, tanpa mengeluarkan suara juga tanpa mengeluarkan air mata setetespun. Apakah aku harus tertawa untuk menghilangkan perasaanku ini? Asalkan kau tahu saja, untuk tersenyumpun sulit bagiku saat itu. aku ingin membagi bebanku ini. Tetapi kepada siapa aku harus membaginya? Aku saja tak mengerti.