Cahaya Surga
Hap!
brum brum brum
Tepat pukul 05.45 aku berangkat ke sekolah diantar cowok kesayangan, papa. Aku duduk diam di belakang, melihat kiri dan kanan tanpa mendengarkan lagu. Yeah, aku sudah mulai merubah kebiasaanku memakai headset. Akhir - akhir ini sepertinya telingaku agak terganggu.
1 menit....
3 menit...
5 menit...
10 menit...
15 menit..
Ya kira - kira pukul 06.05 aku sudah sampai. Setelah berpamitan, aku melangkah masuk. Keadaan sekolah masih sepi bahkan belum ada PKS -sebuah ekskul, yang para siswanya membantu pihak sekolah untuk merazia kaos kaki, celana pensil, membuka jaket, dll-. Udara masih terasa dingin dan rasanya sangat malas untuk melepas jaket, toh tak ada yang menegur ini, jadi kubiarkan saja jaket hijau kesayanganku ini masih melekat di tubuhku. Melewati parkiran, koridor dan samapailah aku di worksop TP4.
Kugelengkan kepala ketika melihat segelintir orang yang telah berada disana. Cih, jam berapa mereka datang? Pagi sekali, namun aku langsung saja duduk sambil memperhatikan sekitar. Beberapa saat kemudian, temanku bernama Nabilla mengajak ke kantin. Kegiatan pagi yang sangat menyenangkan.
Buru - buru aku mengangguk dan membuka jaket, malas jika ditegur anak - anak PKS yang berjaga di sekitar gerbang bersama guru. Menelusuri koridor yang mulai ramai, lalu berbelok dan menuju kantin. Masih sepi bahkan kantin orange yang sering kupanggil kantin om, baru saja dibuka.
"Hallo om!" Sapaku lantang.
Cengiran khas om langsung menyambutku. Dia sudah hapal aku tapi yakin deh gak apal sama sekali dengan nama, ah peduli apa sih toh gak rugi - rugi amat. Aku mengobrak - abrik dus - dus yang masih berjejer rapih, melihat - lihat apa yang harus kubeli. teh gelas? permen? air mineral?
Kuputuskan untuk membeli permen dan roti terlebih dahulu, lumayan buat menggajal perut. Ada obrolan ringan antara aku dan om, bercanda di pagi hari enak juga sebelum mengawali pelajaran yang bikin bosan setengah mati.
"Yok ah makasih om, dadaaah." Teriakku lalu tersenyum simpul.
Aku kembali menuju kelas bersama Nabilla -tentu saja-. kami mengobrol sepanjang jalan, aku lupa kita mengorol apa. Terlalu banyak perbincangan absurd dan radom sehingga susah dijelaskan, yang aku ingat saat menuju koridor, kakak kelas yang kukagumi sejak awal masuk sekolah datang. Dia menoleh tepat kearahku dan tanpa sengaja aku mengucapkan kalimat
"cahaya surga."
Aku yakin dia mendengarkannya dan yang bikin aku tertawa terpingkal - pingkal ketika dia bergaya sok ganteng, membenarkan rambutnya dengan so cool. Lucu, sumpah deh gak bohong. Dia tuh gak akan bisa jadi sosoan anak bandel, atau songong dan sombong.
Sepanjang koridor aku bersama Nabilla terus tertawa, tidak mengenal pagi, tidak mengenal orang - orang yang lewat. Kami terus tertawa.
Dasar cahaya surga
Kamu membuat cahaya pagi ini bersinar hangat.
Komentar
Posting Komentar