Aku melihatnya lagi sekilas. Postur tubuhnya tinggi, hidungnya mancung dan rambutnya sedikit lebih panjang dari peraturan sekolah. Dia memakai motor matic, aku lupa mereknya apa, yang jelas ketika ia menghidupkan mesinnya suara knalpot langsung membuatku menatapnya kembali
Dia terkesan dingin, baru kali ini aku benar-benar bertemu dengannya. Walaupun namanya terkesan tidak terlalu macho, tapi melihat orangnya jelas tidak ada keraguan lagi. Dia cowok yang telah menarik perhatianku lebih dalam.
Diam-diam aku berharap untuk berbagi jok motor dengannya namun apa daya, sebuah keputusan acak telah ditentukan dan dia bukanlah teman yang dipilih untuk berbagi jok bersamaku.
Lalu ku tau disaat makan malam tiba, dia adalah satu-satunya orang yang gengsi. Sama sepertiku namun malam itu aku tidak mempermasalhkannya, seperti ikut berbaur dengan yang lain. Aku juga tau dia sebenarnya tidak setuju betul namun karena memang tidak ada yang lebih baik, dia mengangguk juga dan sudah duduk manis menunggu makanan.
Semoga nanti kita menjadi kelompok lagi ya?
Aku berharap kita bisa dekat.
Komentar
Posting Komentar