feel
Selalu ada kesenangan dalam kesedihan ataupun selalu ada kesedihan di dalam kesenangan.
Mana yang ada dalam hidupmu? terasa membahagiakan untuk menutupi kesedihan atau terasa sedih meski pada akhirnnya terselip kebahagian?
Mungkin dua-duanya telah kita lalui atau mungkin kamu merasa hanya salah satu saja. Jujur saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa dia yang tertawa keras sedang menyembunyikan kesedihan itu benar apa adanya. Aku memang kerap kali menjadikan tawa sebagai pelampiasan. Kejahilanku yang mengganggu teman-teman selalu menjadi hal yang menyenangkan untukku dan tentu saja menutupi segala hal yang membuatku gundah.
Aku pernah tertawa keras, sangat keras hingga rasanya aku lupa bahwa aku sedang tertawa karena sebenarnya semua itu tidak lucu sama sekali, sungguh. Kamu bermain bersama teman-teman, menyenangkan dan tertawa bebas tapi setelah itu semua akan terasa sama saja. Kamu akan jadi dirimu sendiri kembali.
Ah, pernahkah kamu merasa bukan menjadi dirimu sendiri? Aku pernah, bahkan tidak hanya sekali. Entahlah, semuanya berjalan begitu saja. Ketika aku tak ingin pergi, kakiku melangkah lebih jauh. Ketika aku ingin pulang, mulutku terus bercerita. Seakan-akan cerita itu memang sanagt menarik dari hati padahal kenyataan selalu berbanding terbalik.
Sudah lama rasanya terakhir aku menangis dan sebenarnya aku selalu penasaran. Akan ada kesedihan apa lagi yang harus kuterima. Kerap kali dalam hidupku kesedihan selalu datang begitu saja, tiba-tba. Kadang aku seperti ingin mati atau berfikir mengapa aku tak punya penyakit ganas yang dapat mengikis hidupku? perlahan tapi pasti, aku bisa mengira-ngira umurkukan? Atau aku pernah berfikir untuk bunuh diri. Konyolkan? Entahlah bahkan terkadang fikiran itu terus menghantuiku.
Jika kamu bertanya mengapa sering kali aku berfikiran seperti itu karena...
Aku tak siap kehilangan orang-orang yang aku sayangi, bahkan dulu aku terlalu mengikat mereka walau sekarang aku sadar bahwa mereka bukanlah peliharaanku yang dapat kuikat begitu saja. aku berfikir lebih baik aku mati duluan saja daripada melihat orang yang kusayangi pergi satu persatu.
Aku mencoba berlari, lari dari kesedihan. Mengapa kebahagian selalu terasa berlalu begitu cepat? Sungguh dalam hidupku, aku selalu merasa takut. Kematian seperti bayanganku. Mengikuti kemanapun aku pergi, tiada henti.
Aku selalu berdoa pada tuhan, untuk tidak mengambil apa yang dia punya dariku terlebih dahulu, sebelum aku siap
namu pertanyaan yang terus membayangi adalah
'kapan aku siap?'
jika menurutku belum tapi bagi tuhan sudah?
Bawalah aku pergi tuhan
Komentar
Posting Komentar