Musim dingin
Aku mengigil kedinginan, merasakah suhu udara yang naik drastis. Awal musim dingin yang menjadi musuh dalam setiap periode. Disatu sisi aku sangat membenci musim dingin namun di satu sisi aku juga menyukai satu hal.
"Dasar nakal, sudah kubilang kita tidak usah pergi pada awal musim dingin."
Ia menggenggam kedua tanganku, mencoba untuk memberikan sepercik kehangatan. Bahkan aku sudah memakai 3 lapis jaket -pemberiannya-. Aku merasa baik-baik saja walaupun sedikit mengigil dengan hidung yang berwarna merah karena well flu sebentar lagi akan menyerangku.
"Sekali-kali dong, akukan-"
"huh, sekali-kali apa maksudmu? sekali-kali aku khawatir?"
"dan sekali-kali kamu jadi bawel seperti ini sayang. Aku menyukainya."
"Kamu bisa memintaku untuk berbicara tapi tidak untuk mengkhawatirkanmu sayang."
Ia mencium pipi dan mengacak rambutku. Senyumnya mulai terlihat, mungkin dia tidak jadi marah. Baguslah, jadi aku tidak perlu memohon sepanjang jalan untuk meminta maaf padanya. Lagipula aku pikir udara tidak akan sedingin ini. Perkiraan cuaca menyebalkan, ya semua ini gara-gara host tv tadi pagi yang mengatakan bahwa hari ini udara dingin akan datang dengan secercah kehangat.
"pulang yuk?" ajaknya.
Ia mungkin tau aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"you know me so well, lets go."
Seketika senyum di wajahnya langsung merekah, ia menarik tanganku untuk berjalan disampingnya.
Ah aku mengerti, secercah kehangatan memang ada, datang dari sesosok manusia dingin yang menggemaskan di sebelahku. Senyumnya membuatku menjadi lebih hangat. Perlindungannya mampu membuatku tetap bertahan dalam dinginnya suhu udara.
Aku mencintaimu dan aku juga tau, kau mencintaiku.
"Dasar nakal, sudah kubilang kita tidak usah pergi pada awal musim dingin."
Ia menggenggam kedua tanganku, mencoba untuk memberikan sepercik kehangatan. Bahkan aku sudah memakai 3 lapis jaket -pemberiannya-. Aku merasa baik-baik saja walaupun sedikit mengigil dengan hidung yang berwarna merah karena well flu sebentar lagi akan menyerangku.
"Sekali-kali dong, akukan-"
"huh, sekali-kali apa maksudmu? sekali-kali aku khawatir?"
"dan sekali-kali kamu jadi bawel seperti ini sayang. Aku menyukainya."
"Kamu bisa memintaku untuk berbicara tapi tidak untuk mengkhawatirkanmu sayang."
Ia mencium pipi dan mengacak rambutku. Senyumnya mulai terlihat, mungkin dia tidak jadi marah. Baguslah, jadi aku tidak perlu memohon sepanjang jalan untuk meminta maaf padanya. Lagipula aku pikir udara tidak akan sedingin ini. Perkiraan cuaca menyebalkan, ya semua ini gara-gara host tv tadi pagi yang mengatakan bahwa hari ini udara dingin akan datang dengan secercah kehangat.
"pulang yuk?" ajaknya.
Ia mungkin tau aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"you know me so well, lets go."
Seketika senyum di wajahnya langsung merekah, ia menarik tanganku untuk berjalan disampingnya.
Ah aku mengerti, secercah kehangatan memang ada, datang dari sesosok manusia dingin yang menggemaskan di sebelahku. Senyumnya membuatku menjadi lebih hangat. Perlindungannya mampu membuatku tetap bertahan dalam dinginnya suhu udara.
Aku mencintaimu dan aku juga tau, kau mencintaiku.
Komentar
Posting Komentar