-
Sehabis dari kantin, aku bersama temanku langsung berjalan cepat ke kelas. Ada tugas yang harus kubereskan hari ini. Tetapi saat berbelok, aku langsung melihat seorang cowok dengan tubuh tinggi tegap berjalan santai, sendirian. Aku berfikir, rasanya aku mengenal sosok itu. Butuh beberapa detik hingga temanku berbisik pelan "yang itu?"
Baru kusadari, itu adalah dia. Pantas saja aku merasa sangat mengenali sosoknya. Temanku, seperti biasa langsung tertawa pelan membuatku mau tak mau ikut tersenyum. Jika kamu menebak bahwa aku merasa senang sebenarnya tidak juga.
Ada yang aneh disini, aku tidak merasakan senang atau apapun. Aku hanya merasa biasa saja, kelewat biasa malah seperti dia hanya seseorang yang tidak pernah kulihat barang selewatpun. Tidak ada degupan jantung yang berpacu lebih cepat, tidak ada rasa yang membuncahkan kesenanganku bahkan aku tidak memperhatikannya dengan jelas. Aku melewatkan moment bertemu dengannya begitu saja.
Satu hal yang sebenarnya membuatku langsung menjauh. Saat aku mengetahui satu fakta tentangnya. Bukan, bukan fakta kekurangan yang dia miliki tetapi dia pernah menyukai salah satu temanku di kelas dan jika kamu berkata bahwa aku cemburu jelas tidak. Aku juga tidak tau pasti apa yang telah merasuki semua fikiranku. Rasanya ada yang aneh, seperti hilang semua kertarikanku padanya padahal jelas-jelas mataku masih mencari sosoknya saat upacara berlangsung.
Sungguh, ini hal yang paling kubenci. Aku tidak mengerti apa yang sedang aku rasakan. Jika dibilang sedih tidak, marah tidak tapi sesuatu hal yang sedikit membuatku ilfeel. Seakan meluap apa yang sudah kutarik dan kukumpulkan. Seperti sebuah asap yang keluar dari botol, ketika kubuka maka akan keluar begitu saja. Berbaur dengan segumpal udara yang tak kasat mata. Sialnya, aku terus memikirkan itu. Mengganjal dan aku tak mengerti bagaimana menghilangkannya.
Aku sempat berfikir apakah karena aku masih mentup hati? Jadi ketika kutemukan satu titik yang tidak kusukai maka aku langsung mencoretnya seakan dia telah berbuat sesuatu yang amat berdosa. Ah sudahlah, mau bagaiamanpun aku berusaha untuk mengumpulkan asap itu lagi, semuanya tak akan seperti semula. Tak sesemangat dulu karena kufikir dia akan menggantikan yang lama. Ternyata tidak sama sekali, sangat jauh dari bayanganku.
Yang jelas, sekarang aku harus cepat-cepat menyudahi ini. Aku harus pergi menyelesaikan tugas sekolah. Bahkan hari Minggu yang berharga harus kuikhlaskan karena adanya tugas. Sedih ya? pasti. Ah ya, nanti sore akan kutumpahkan lagi keluh kesalku tentang sekolah, hahaha.
Coretan ini sungguh absurd, maafkan aku
FS
Komentar
Posting Komentar