Film Dokumenter

Beberapa minggu yang lalu aku mengingat suatu kejadian. Kejadian yang mampu membuatku menggelengkan kepala. Dulu, pernah aku menanyakan kepada saudaraku tentang gedung yang berada di sebelah kampusnya

"loh? emang tuh gedung beda jurusan ya? jurusan apa?"
"iya, itu sih tentang tv - tv gitu kayak jadi kru gitulah, buat program acara juga." 
"oh iya iya. Aku gak akan masuk sana deh soalnyakan pasti butuh kreativitas sedangkan aku orangnya gak kreatif."

Tebak, 2 tahun kemudian aku memasuki SMK yang berjurusan broadcasting. Ini hanya sebuah kebetulan atau memang rencana tuhan? Satu hal yang membuatku pusing adalah ketika aku harus menulis naskah. Membuat film yang menarik dan membuat orang ingin menonton film tersebut. Sayangnya, aku selalu suka ceita yang biasa-biasa saja. Pernah waktu itu ada tugas membuat naskah, as you know selalu terbayang bagaimana adegan yang akan di filmkan tetapi aku tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata - kata.

Hal yang membuatku kaget adalah
"ibu baca ada satu cerita yang biasa banget kalau gak salah judulnya hujan."
oh my god, aku langsung mebelakkan mata. Bukankah itu ceritaku?
"Jadi ceritanya cuma tentang seorang cewek yang bete karena hujan trus ada cowok yang ngebuat cewek itu jadi suka hujan. Nah apa menariknya?"
Semua tertawa, termasuk aku. Tawa dalam kemunafikkan.

Hey, menurutku itu menarik. Kesederhanaan. Terkadang, kita terlalu banyak imajinasi membuat film yang  jelas - jelas tak akan mungkin terjadi. Apakah cuman aku yang menyukai kesederhanaan? kebiasaan yang dilakukan orang-orang? Ada yang salah. Aku yakin ada yang salah.

Aku mengulangi cerita, menuruti saran guru dan jadilah sebuah naskah. Aku masih ingat ada temanku yang membaca naskah ini dan dia berkata
"gila fer, kalau aku jadi kamu gak tau deh apalagi yang harus dibicarakan. kok kamu bisa sih bikin cerita dengan ide ini?"
Dalam hati aku tertawa.

Tolong kawan, aku membuat bukan asal-asalan. Ada segudang ide yang dapat kukeluarkan dengan tema hujan. Memang susah ya membuat naskah yang jelas-jelas sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari? Sekali lagi aku bertanya - tanya apa yang salah? Apa aku yang salah?

Berbulan - bulan kemudian ketika aku meminjam salah satu novel temanku, aku baru menyadari bahwa selama ini aku salah menempatkan posisi. Cerita biasa atau baru kusadari bahwa namanya adalah film dokumenter. Fakta, natural, dan menyadarkan kita bahwa inilah yang namanya hidup. Perjuangan atau kebiasan orang - orang yang bisa kita ambil. 

Aku salah, disaat membuat naskah drama seharusnya aku berimajinasi tinggi. Tidak biasa seperti itu, pantas saja ideku langsung ditolak. Tapi sejujurnya aku juga tidak terlalu menyukai film dokumenter yang terlalu lama atau menyajikan sesuatu hal dengan banyak wawancara. terlalu bosan.

Aku mempunyai satu ide.
Bagaimana jika aku membuat film dokumenter tentang 12?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

happy birthday :)

sahabat

29 April 2013