My Wish
tap tap tap
Shilla menaiki tangga satu persatu lalu seperti biasa duduk di ujung atap sekolah. Kakinya tidak berpijak ke tanah melainkan ia biarkan begitu saja di ketinggian, ia sama sekali tidak takut akan jatuh. Bahkan ketika angin mulai berhembus kencang dan langit sudah mulai gelap. Ia akan tetap bertahan.
Shilla hanya terdiam, melihat Alvin yang berada di lapangan futsal. Gerakannya begitu lincah bahkan ketika ia sudah kehabisan tenaga. Tubuhnya yang tinggi tegap, membuat Shilla semakin mudah untuk menemukannya. Sesaat Shilla hanya diam, menikmati dalam kesendirian. Lalu bulir - bulir air dari matanya mulai terasa, dadanya sesak dan hatinya lebih dari kata baik-baik saja. Selalu seperti ini, dalam senja dan doa yang selalu ia lontarkan, ada saja perasaan yang menutupi segala kebahagiaan.
Shilla menghembuskan nafas, kesal. Jari - jarinya yang manis ia gunakan untuk menghapuskan air mata yang meluncur melewati pipinya. Tidak. Tidak akan ada lagi air mata yang keluar! bisiknya pelan.Sudah sebulan ini Alvin menjauhinya, entah untuk alasan apa. Padahal Alvin sahabat yang ia punya, tempat ia bersandar dalam keadaan apapun. Janji yang telah mereka ucapkan seakan menguap begitu saja. Shilla ingin memperbaikinya, jangan tanya sudah berapa kali Shilla berusaha untuk memperbaiki dan satu hal yang perlu kamu tahu hari ini Shilla akan menemui Alvin lagi.
prit prit prit
Pertandingan selesai, buru - buru Shilla beranjak dan menelusuri setiap tangga besi yang melingkar, menduga - duga apa yang akan Alvin lakukan. Pada anak tangga terakhir, Shilla melompat dan berlari menuju lapangan. Rambutnya yang lurus jatuh terasa begitu berantakan, namun ia tidak peduli yang ada di fikirannya Shilla harus mendapatkan Alvin kembali.
hosh hosh hosh
"ALVIN!"
Shilla yakin Alvin mendengarnya bahkan Shilla lebih yakin ketika Alvin berjalan dua kali lebih cepat. Berusaha menghindar.
"Al, gue capek. Bisa gak sih jelasin ke gue? Salah gue apa? Gue minta maaf kalau gue punya salah. Alvin please sekali ini aja kasih tau apa yang harus gue lakuin supaya lo balik lagi kayak dulu. Gue masih pengen kita sahabatan kayak dulu, vin... jangan berubah... hiks.."
Shilla menghentikan langkahnya, berusaha untuk mengontrol perasaannya yang tiba-tiba saja meledak. Sesak itu sudah tak tertahankan. Ia menatap punggung Alvin yang tiba - tiba saja terdiam, di bawah sinar matahari yang mulai berwana orange. Begitu sempurna.
"Lo gak salah apa-apa shill." Alvin berucap lirih namun Shilla masih bisa mendengarnya. Terlalu jelas.
"Gue yang salah, makasih buat selama ini. Tolong jauhin gue, jalanin hari lo. Lo....jangan nangis lagi."
Senyum tipis Alvin menghiasi wajahnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Shilla yang masih terisak. Alvin terus berjalan hingga masuk ke dalam mobil sport warna merah.
"maafin gue shill."
**
Hai nama gue Alvin. Sore ini seperti biasa gue harus latihan basket untuk turnamen nanti dan gue tau Shilla lagi liatin gue dari atap sekolah. Sosoknya yang sempurna selalu buat gue terpana, senyumnya bahkan gak pernah hilang dari ingatan gue.
Gue ngerti lo semua pasti bertanya-tanya kenapa gue jauhi Shilla. Lo semua gak usah tau, karena selalu ada rasa bersalah yang terlalu menyakitkan kalau gue cerita sama lo semua. Biar saja, biar kalian menyalahkan seorang Alvin.
prit prit prit
Suara peluit sudah dibunyikan waktunya gue pulang. Sekilas gue liat, Shilla berlari mungkin turun ke bawah dan gue tau dia pasti berlari kesini.
"ALVIN."
Bahkan gue belum siap buat melihat lagi wajahnya. Gue belum siap liat air mata dia, kecewanya dia dan matanya yang begitu menyedihkan. Gue berjalan lebih cepat berusaha untuk tidak mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Shilla.
"Al, gue capek. Bisa gak sih jelasin ke gue? Salah gue apa? Gue minta maaf kalau gue punya salah. Alvin please sekali ini aja kasih tau apa yang harus gue lakuin supaya lo balik lagi kayak dulu. Gue masih pengen kita sahabatan kayak dulu, vin... jangan berubah... hiks.."
Gue merasa, gue gagal jadi sahabat dia selama ini. Bahkan hari ini gue gak bisa meluk dia, ngusap air matanya atau mengejeknya cengeng. Jangan bilang gue seneng, bahkan dunia gak tau gimana rasanya jadi gue.
"Lo gak salah apa-apa shill." ucap gue sepelan mungkin dan gue yakin dia ngedenger.
"Gue yang salah, makasih buat selama ini. Tolong jauhin gue, jalanin hari lo. Lo....jangan nangis lagi."
Berjalan cepat, sebelum gue merubah pikiran. pulang. pulang. pulang.
**
"Ini buat seseorang yang bahkan udah gue sakiti. Mungkin dia gak akan denger tapi gue yakin suatu saat nanti tuhan akan menyampaikan pesan gue ini. Gue minta maaf."
Jreng
prit prit prit
Pertandingan selesai, buru - buru Shilla beranjak dan menelusuri setiap tangga besi yang melingkar, menduga - duga apa yang akan Alvin lakukan. Pada anak tangga terakhir, Shilla melompat dan berlari menuju lapangan. Rambutnya yang lurus jatuh terasa begitu berantakan, namun ia tidak peduli yang ada di fikirannya Shilla harus mendapatkan Alvin kembali.
hosh hosh hosh
"ALVIN!"
Shilla yakin Alvin mendengarnya bahkan Shilla lebih yakin ketika Alvin berjalan dua kali lebih cepat. Berusaha menghindar.
"Al, gue capek. Bisa gak sih jelasin ke gue? Salah gue apa? Gue minta maaf kalau gue punya salah. Alvin please sekali ini aja kasih tau apa yang harus gue lakuin supaya lo balik lagi kayak dulu. Gue masih pengen kita sahabatan kayak dulu, vin... jangan berubah... hiks.."
Shilla menghentikan langkahnya, berusaha untuk mengontrol perasaannya yang tiba-tiba saja meledak. Sesak itu sudah tak tertahankan. Ia menatap punggung Alvin yang tiba - tiba saja terdiam, di bawah sinar matahari yang mulai berwana orange. Begitu sempurna.
"Lo gak salah apa-apa shill." Alvin berucap lirih namun Shilla masih bisa mendengarnya. Terlalu jelas.
"Gue yang salah, makasih buat selama ini. Tolong jauhin gue, jalanin hari lo. Lo....jangan nangis lagi."
Senyum tipis Alvin menghiasi wajahnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Shilla yang masih terisak. Alvin terus berjalan hingga masuk ke dalam mobil sport warna merah.
"maafin gue shill."
**
Hai nama gue Alvin. Sore ini seperti biasa gue harus latihan basket untuk turnamen nanti dan gue tau Shilla lagi liatin gue dari atap sekolah. Sosoknya yang sempurna selalu buat gue terpana, senyumnya bahkan gak pernah hilang dari ingatan gue.
Gue ngerti lo semua pasti bertanya-tanya kenapa gue jauhi Shilla. Lo semua gak usah tau, karena selalu ada rasa bersalah yang terlalu menyakitkan kalau gue cerita sama lo semua. Biar saja, biar kalian menyalahkan seorang Alvin.
prit prit prit
Suara peluit sudah dibunyikan waktunya gue pulang. Sekilas gue liat, Shilla berlari mungkin turun ke bawah dan gue tau dia pasti berlari kesini.
"ALVIN."
Bahkan gue belum siap buat melihat lagi wajahnya. Gue belum siap liat air mata dia, kecewanya dia dan matanya yang begitu menyedihkan. Gue berjalan lebih cepat berusaha untuk tidak mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Shilla.
"Al, gue capek. Bisa gak sih jelasin ke gue? Salah gue apa? Gue minta maaf kalau gue punya salah. Alvin please sekali ini aja kasih tau apa yang harus gue lakuin supaya lo balik lagi kayak dulu. Gue masih pengen kita sahabatan kayak dulu, vin... jangan berubah... hiks.."
Gue merasa, gue gagal jadi sahabat dia selama ini. Bahkan hari ini gue gak bisa meluk dia, ngusap air matanya atau mengejeknya cengeng. Jangan bilang gue seneng, bahkan dunia gak tau gimana rasanya jadi gue.
"Lo gak salah apa-apa shill." ucap gue sepelan mungkin dan gue yakin dia ngedenger.
"Gue yang salah, makasih buat selama ini. Tolong jauhin gue, jalanin hari lo. Lo....jangan nangis lagi."
Berjalan cepat, sebelum gue merubah pikiran. pulang. pulang. pulang.
**
"Ini buat seseorang yang bahkan udah gue sakiti. Mungkin dia gak akan denger tapi gue yakin suatu saat nanti tuhan akan menyampaikan pesan gue ini. Gue minta maaf."
Jreng
I hope that the days come easy and the moments pass slow,
And each road leads you where you want to go,
And if you’re faced with a choice, and you have to choose,
I hope you choose the one that means the most to you.
And if one door opens to another door closed,
I hope you keep on walkin’ till you find the window,
If it’s cold outside, show the world the warmth of your smile,
But more than anything, more than anything,
My wish, for you, is that this life becomes all that you want it to,
Your dreams stay big, and your worries stay small,
You never need to carry more than you can hold,
And while you’re out there getting where you’re getting to,
I hope you know somebody loves you, and wants the same things too,
Yeah, this, is my wish.
I hope you never look back, but ya never forget,
All the ones who love you, in the place you left,
I hope you always forgive, and you never regret,
And you help somebody every chance you get,
Oh, you find God’s grace, in every mistake,
And you always give more than you take.
But more than anything, yeah, and more than anything,
My wish, for you, is that this life becomes all that you want it to,
Your dreams stay big, and your worries stay small,
You never need to carry more than you can hold,
And while you’re out there getting where you’re getting to,
I hope you know somebody loves you, and wants the same things too,
Yeah, this, is my wish.
My wish, for you, is that this life becomes all that you want it to,
Your dreams stay big, and your worries stay small,
You never need to carry more than you can hold,
And while you’re out there getting where you’re getting to,
I hope you know somebody loves you, and wants the same things too,
Yeah, this, is my wish.
This is my wish
I hope you know somebody loves you
May all your dreams stay big
Komentar
Posting Komentar