Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Kamu

"Semakin banyak yang kamu relakan, semakin banyak yang tuhan beri." Hallo, kamu.  Sudah ketiga kalinya aku berbicara lewat tulisan disini tentang kamu. Bagaimana harapan-harapanku tentangmu atau celotehan tidak jelas yang sebenarnya mengandung banyak makna, menurutku. Lalu sekarang dengan ketidakpedulianmu, aku merasa tidak baik-baik saja. Aku tidak akan bisa menyeretmu dengan paksa jika kamu masih menggenggam tangannya erat. Aku tidak bisa melewati ini sendirian, tanpa bantuan darimu juga.  Ini soal saling membantu, kepercayaan, saling menyanyangi. Hal-hal yang dilakukan bersama akan terasa lebih nyaman dan membahagiakan. Aku bukan wartawan yang harus memberikan list pertanyaankan? Padahal aku ingin kita saling berbagi cerita, apapun itu. Aku bisa mendengarkanmu, sungguh. Ketika aku mengeluh akan tanggapanmu, maka aku benar-benar bingung dan kamu dengan sangat sepele membiarkannya begitu saja. Meninggalkanku sendirian. Aku tidak bisa berjuang begitu saja jika kamu

Kamu

Kala itu musim hujan, beribu rintikan air jatuh membasahi tanah. Aku melihatnya satu persatu dan menghela nafas. Rasanya sesak, seperti ada yang mengganjal. Seharusnya jatuh cinta bukan seperti ini. Seharusnya aku bisa merasakan bahagia, tapi mengapa yang ada hanyalah keresahan hati? Jatuh cinta itu ketika kita saling berpegangan tangan dan bahagia bersama. Bukan aku yang terus menarikmu untuk pergi dari orang lain. Jatuh cinta begitu sederhana, seperti kamu menyukai produk terbaru kosmetik dan ingin mendapatkannya. Kita baru seumur jagung, kamu belum mengenal aku begitupun aku belum mengenal kamu. Rasanya seperti lelucon, lelucon yang sangat lucu hingga kamu sulit untuk tertawa.  Bahkan kita belum bertemu! Jangan membuat rencana yang membuatku melambung tinggi. Aku capek, sungguh. Kita seperti sandal dengan ukuran berbeda, tidak cocok. Bagaimana bisa aku harus terus mencari topik pembicaraan? Kamu tidak mengerti, bagaimana aku terus berusaha untuk membuat kita saling berbicar

Kamu

Teruntuk kamu Jangan pantang menyerah seperti hujan yang tetap turun walaupun sudah jatuh berkali-kali. Jangan pergi, tetaplah disampingku biar kita bisa menaklukan dunia bersama. Berbagi canda tawa dalam senja sore yang indah. Wujudkan mimpi-mimpi sederhana yang pernah terlintas di otakmu, bukankah akan sangat menyenangkan mewujudkan mimpi-mimpi sederhana yang kita inginkan? Kamu tau, kadang aku terkekeh atau bahkan tertawa, membayangkan hal ini begitu lucu. Bahkan hingga detik ini aku masih merasa semuanya adalah mimpi dan aku meminta maaf kepadamu dengan sangat tulus bahwa aku belum bisa sepenuhnya percaya padamu. Bahwa aku masih melindungi apa yang harus aku lindungi. Aku telah kecewa berkali-kali, dengan kesalahan yang sama; memberikan sepenuh hatiku. Sungguh, jika kita sudah bertemu tolong buat aku percaya. percaya bahwa kamu memang hadir untukku, untuk membagi kebahagiaan bersamaku.

For you

Untuk kamu orang yang telah meluluhlantahkan hatiku. Kamu gak ganteng, serius deh. Gak tinggi juga, mau sepantar sama aku! tapi aku suka kamu, apa adanya. Alis kamu bagus, senyumanmu juga apalagi kalau udah foto keliatan gigi gitu, gemes tau? Sayangnya kamu nyebelin, senyebelin hujan yang tiba- tiba datang waktu lagi ngejemur baju. Sakit cooy! Kita ketemu, masih ingat? waktu itu jalan habis hujan alias jadi panas banget. Naik motor beat warna hitam punya temenmu. Nerobos jalan yang macet, padahal gak apa-apa sih jadinyakan waktu aku sama kamu  lebih lama hehe. Kamu ngikutin angkot, aku percaya - percaya aja padahalkan kamu bisa nanya aku kemana jalannya. Dasar botak. Botak-botak kayak cilok ngangenin ya? Nyampe-nyampe penuh banget kayak pasar, padahal itu bioskop jarang - jarang penuh loh, seriusan makanya aku kaget. Dapet tiket yang harus nunggu sejaman lagi, makanya kita mutusin untuk keluar dulu. Penuh sesak gitu kamu jadi narik - narik tasku. Ih centil haha. nongkr