Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

rose

"mana sini liat dong semuanya?" "engga ah malu" ** Gue gak cantik dan bukan orang yang alim serta anggun. Gue ya gue, apa adanya. Lo tau sendirikan gimana gue selalu muji-muji dia? selalu berangan-angan tentang dia? Bukan, bukan si 12 yang cuek itu. Bukan, bukan 12 yang selalu gue ceritain. Ini tentang he. He yang gue kira ramah dan mau berkenalan sama siapa aja. Bukannya gue ngelarang lo sama dia. Gue sama sekali gak pantas larang ini itu tapi satu hal yang mau gue ungkapin. Lo itu pernah jadi temen deket gue dan gue sama sekali gak ada bayangan lo bakalan kaya gitu sama gue. Gue tau ini bukan salah lo, gue ngerti lo gak mulai duluan tapi kenapa lo berbangga diri seperti itu? Kenapa lo bikin gue penasaran sedangkan lo sama sekali gak mau ngeliatin conversationnya? Gue cemburu. Iya. padahal jelas-jelas bukan siapa-siapa dia. Lo tau sendirikan waktu gue chat sama dia, gue seneng banget? Lo taukan betapa gue ngagumi dia dari beberapa bulan ini? Ada saat dimana

Jendela

Aku menatap jendela di bawah sana Tepat pada kelas yang sudah kosong Aku terdiam, berdiam diri sejenak... * Ini aneh Ada sesuatu yang mengganjal sejak tadi Masuk ke dalam hati dan mengendap dalam diam Ingin rasanya berteriak   Atau   jika perasaan ini sebuah benda akan aku banting dan kuhancurkan Namun apa daya Ini hanya perasaan yang tak kasat mata Angin yang bertiup tak akan membawa kesejukkan Mau kutatap berapa lama jendela itu Tetap saja kosong dan kosong Tidak ada lagi hujan turun Tidak ada lagi harapan Dan tentu saja Tidak ada lagi kamu Duduk di atas meja paling belakang Memakai headset dan jaket Nyata, waktu itu nyata Sampai –sampai aku menganggapnya mimpi Cukup. Kutarik bibirku membentuk senyuman kecil Hanya sebuah jendela Menyimpan semua kenangan. * "ngapain diem disitu?" "Gak apa-apa ayo pulang."  Aku melangkah, pergi. Selamat tinggal.

Aku mengerti

Ada yang menarik, serba susah. Ah aku mengerti mengapa dulu kau menjauhiku. Mengapa kau merasa risih padaku. Kamu menyukai orang yang susah ditebak ya? Semuanya semakin jelas mengapa kamu seperti membenciku. Aku tau, aku tau. Satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku menyukaimu karena apa? karena kamu adalah orang yang cuek atau bisa dibilang jutek. Mengapa aku terus berada dibelakangmu padahal kamu mulai menolak kehadiranku? Karena itu adalah tantangan bagiku. Karena cuek dan jutekmulah yang aku sukai. Aku tidak terlalu suka orang yang ramah. Maksudku, jelas sekalikan mereka pasti ramah pada semua orang. Tidak seperti kamu. Jika aku bisa dekat denganmu sebagai teman saja rasanya sudah menyenangkan. Jika kamu tidak bersikap dingin kepadaku rasanya aku akan tersenyum sepanjang hari. Dan aku menyadari satu hal.... Posisimu saat ini sama dengan posisiku dulu. Kamu bilang dia unik, susah ditebak dan serba susah jika mau didekati. Jika aku suka padamu karena alasan itu, kamu akan perca

Duniaku. Liburan. Greentea. Anymore

Aku membuka pintu secara kasar, hari ini sungguh melelahkan. Terik matahari yang bersinar sungguh panas, berbeda dari biasanya. Aku langsung memasuki kamar dan melihat saudaraku berada disana sedang mengecat rambutnya. Dia menyambutku, tentu saja. Masih ingat tentang saudaraku yang pindah? Nah itulah dia, datang kesini dan menceritakan hal-hal yang baru. Tentang pacarnya, mantannya dan ya cerita yang cukup menarik. Aku senang - senang saja mendengarkan curhatannya. Hanya saja, dia tidak pernah tau apa yang sedang aku rasakan. Dia memang lebih banyak bercerita padaku dan aku tidak pernah merasa ingin berbagi lebih jauh. Beberapa menit berlalu, aku keluar ingin menikmati greentea yang kubeli tadi. Setidaknya jika hari ini aku gagal bermain (lagi) maka setidaknya aku membeli greentea. Murah sih dan bukan greentea yang dijual mahal tetapi aku menyukainya.  Kesederhanaan. Murah dan cepat diseduh. Wanginya membuatku tenang, warna hijaunnya membuat sejuk dan rasanya yang tak terlalu ma

-

Sehabis dari kantin, aku bersama temanku langsung berjalan cepat ke kelas. Ada tugas yang harus kubereskan hari ini. Tetapi saat berbelok, aku langsung melihat seorang cowok dengan tubuh tinggi tegap berjalan santai, sendirian. Aku berfikir, rasanya aku mengenal sosok itu. Butuh beberapa detik hingga temanku berbisik pelan "yang itu?" Baru kusadari, itu adalah dia. Pantas saja aku merasa sangat mengenali sosoknya. Temanku, seperti biasa langsung tertawa pelan membuatku mau tak mau ikut tersenyum. Jika kamu menebak bahwa aku merasa senang sebenarnya tidak juga. Ada yang aneh disini, aku tidak merasakan senang atau apapun. Aku hanya merasa biasa saja, kelewat biasa malah seperti dia hanya seseorang yang tidak pernah kulihat barang selewatpun. Tidak ada degupan jantung yang berpacu lebih cepat, tidak ada rasa yang membuncahkan kesenanganku bahkan aku tidak memperhatikannya dengan jelas. Aku melewatkan moment bertemu dengannya begitu saja. Satu hal yang sebenarnya mem

Hentikan

Aku selalu berdoa, semoga saja aku tidak menjadi bayangannya lagi Gantikanlah dia, gantikan dia dengan orang lain  Aku sudah ingin lepas, terlalu gerah rasanya ketika semua orang telah tau apa yang terjadi, telah mengetahui semuanya. Satu yang pasti aku tak mau kejadian itu terulang kembali. Mengejar, menarik, terjatuh seakan memang itulah takdir yang telah dijatuhkan tuhan untukku.  Aku tidak mau orang lain melihatku iba, aku tidak mau orang lain mengasihaniku seakan-akan aku memang seseorang yang pantas dikasihani. Aku tak suka jika orang lain menganggapku lemah. Hey, memangnya aku sebodoh itu? hidupku bisa lebih menarik dari ini! Aku akan buktikan bahwa aku bisa berdiri tegak. seorang diri. Tak ada bayanganmu lagi, aku hanya ingin mencapai tujuanku sendiri dan tentunya tujuan itu bukanlah kamu lagi. Kamu bukan titik pusatku lagi, sudah cukup aku bermain-main dengan waktu, pengalaman dan kenangan.  Aku fikir, ini akan menjadi cerita baru tapi ternyata aku salah. Aku masi

Goodbye :)

Sebelum hari ini, aku selalu tidur bersama saudaraku. Maksudku, kita berbagi kamar dan sekarang ia pindah. Rasanya sedih juga, tidak akan lagi ada acara aku menggerutu kesal ketika melihat sampah berserakan atau meja yang berantakan. Tidak akan lagi ada acara curhat sebelum tidur yang memakan banyak waktu padahal aku sudah ingin tidur. Tidak ada lagi kudengar suara telepon berdering atau suara musik yang terkadang dibunyikan agak keras membuat tidurku terganggu dan tentunya ketika mati lampu terjadi aku hanya akan berteriak sendiri tidak berdua lagi dengan saudaraku.  Sebelum hari ini, terkadang aku memang menggerutu. Aku bukan orang yang senang dalam kebisingan, tidak seperti saudaraku yang senang bermain kesana - kemari atau apapunlah itu. Terkadang, aku butuh kesunyian dan ketika aku ingin sendiri saudaraku selalu ada,membuatku menghela nafas. Namun tak kupungkiri dia membuatku tertawa dengan curhatan - curhatannya. Dia cengeng dalam urusan cinta, selalu meminta pendapatku padaha

Nulis

Gue suka nulis tapi bukan untuk tugas. Gue suka nulis ya karena gue pengen aja ngungkapin apa yang gue rasa. gue nulis untuk diri gue sendiri bukan untuk orang lain. Gue gak terlalu peduli dengan tata bahasa gue yang begitu amburadul bertele-tele atau apapunlah itu. Jujur aja gue bukan orang yang bisa ngungkapin apa yang gue rasa. Terkadang apa yang gue maksud gak ketangkep sama orang lain, malahan mereka salah pengertian, termasuk nulis. Udah berapa kali gue bilang, gue gak bisa nulis dan sebenarnya gue paling sebel kalau disuruh nulis. Kenapa? of course bahasa gue kayaknya rada....hm, pokoknya selalu aja ada tinta merah yang menghiasi buku tulis gue. Gue nulis apa yang gue rasa, disaat gue gak punya feel ya gue gak bisa nulis. Rasanya susah aja walaupun gue punya banyak bayangan utnuk bikin cerita. Jadi gue nulis bukan pake otak tapi pake hati. Terkadang kalau lagi emosi gue harus bener-bener jaga apa yang gue tulis karena siapa tau tulisan gue kurang berkenan sama yang baca. Gue