can?

tok tok tok

kau terus berjalan, mempunyai tujuan yang jelas dan menelusuri setiap jalan.
Lalu aku melihatmu, kakimu yang tegas membuatku ingin mengikutimu. kemanapun kau berada.
Awalnya aku hanya sekedar mengikuti dan tak ingin diketahui, namun lama - kelamaan ego ini muncul.
Aku mencoba memberikan tanda, suara. Aku bersuara di belakangmu namun tak ingin menyusulmu.

Aku hanya ingin dibelakangmu

Aku hanya ingin kau tau bahwa ada aku disini.

hingga kau berhasil mengetahui keberadaanku.

Aku berhasil membuat kau tau. Kuakui aku cukup senang. hey, berjalan itu tak enakkan jika hanya sendiri?
Aku terus mengikutimu dan kau mengetahui aku. Aku ingin membuatmu nyaman. Aku hanya ingin kau mengenalku tanpa membuat jarak. Aku ingin sedekat ini. Hanya beberapa cm.

Kau didepan dan aku tepat dibelakangmu.

Lalu beberapa orang mulai melihat kita. Mereka ikut mengikutiku, terkadang ada yang menyamai langkahku dan ada yang masih jauh tertinggal. Aku hanya berdoa semoga kau menyadari bahwa akulah yang selalu ada dibelakangmu.

Bohong jika aku bilang, aku hanya ingin di belakangmu. Aku juga manusia yang mempunyai ego. Aku ingin lebih cepat dan berhenti tepat disebelahmu. Kita saling menatap dan mengobrol bersama.

Lalu fikiran itu muncul. Aku terlalu takut untuk melangkah di sebelahmu. Aku takut kau hanya menoleh sekilas lalu pergi dengan cepat tanpa memberikanku sebuah senyuman hangat.

Aku terlalu takut kau meninggalkanku sendirian disini. Aku tak ingin tersesat.

Bisakah kita bertahan lebih lama?

kumohon. Tidakkah kau mencoba untuk bersabar? aku memang salah, aku memang pengecut tapi tunggulah keberanianku muncul. Maka pada saat itu, aku akan melaju disampingmu.

Jika keberanian itu datang, aku tak peduli lagi apakah kau akan menemaniku atau pergi meninggalkanku.

apakah aku bodoh?

Karena ternyata kau tak sesabar yang aku bayangkan. kau ingin berhenti lalu membalikkan badan untuk melihatku. Kau ingin aku berjalan disampingmu.

Sekarang, kau tak lagi menganggapku, kau mulai berjalan tak seiring dengan langkahku lagi.

Tidakkah kau mengerti? tidakkah kau bersabar? 

Ego itu selalu membuat kita tertutup satu sama lain. Kau yang begitu penasaran denganku dan aku yang begitu pengecut untuk melangkah lebih jauh.

Haruskah aku berbalik? sejauh ini?

Aku terlalu bimbang. fikiranku tak lagi hanya tertuju kepadamu. Aku mulai melihat jalan yang ada di depanmu begitupun jalan yang telah aku lewati.

Beginikah akhirnya?

Jika kau risih kepadaku. jika aku memang seharusnya tak ada dibelakangmu. aku akan menurutinya. Aku akan mencoba untuk berbalik dan menemukan jalan pulang.

Meskipun itu sulit.

Jika aku memang akan berbalik nanti, aku akan mencoba menghapuis jejak perjalanku selama ini. Sehingga ketika aku berbalik lagi aku tak menemukan jejak itu

dan aku tak akan menemukanmu.

Andai saja rencaku akan berjalan mulus. Aku akan berjalan tepat disebelahmu. Aku akan berusaha untuk kita terus mengobrol. Namun ternyata kau tak merensponku. Kau tak melihatku.

Aku hanya ingin minta maaf karena mungkin selama ini aku membuatmu tak nyaman. Maafkan aku maafkan aku, aku memang seseorang yang pengecut. Biarlah ini hanya menjadi sebuah kisah yang mungkin konyol.
Aku juga ingin berterima kasih kepadamu, bagaimanapun juga kau pernah menganggapku ada. Kau pernah ikut tertawa bersamaku. Terima kasih.

Semoga tak ada lagi orang yang sepengecut aku.

:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

Kamu

Berpetualang (part 1)