Bertemu

Akhirnya selesai juga, peluh yang menetes sudah membuatku gerah. Maka ketika dibubarkan aku langsung berbalik melangkah bersama teman-temanku. Namun baru setengah jalan tiba-tiba temanku menyikut lalu berbisik pelan
"pst Ra ada Neus ada Neus"
Aku mengerjap kaget kembali teringat tulisan yang kubaca kemarin. Dia memang akan kesini namun apakah benar? Aku masih terdiam, sekana-akan ini hanyalah mimpi, seakan- akan temanku hanya bercanda.
"Ra! ada Neus ra"
Lalu aku tau, temanku bukan hanya mengucapkan nama itu untuk menggodaku. Dia serius. Sadar tak akan kesempatan kedua aku segera mencari keberadaanmu, menengok kesana kemari, menanyakan kembali dimana kamu
"itu disitu"
Temanku menunjuk ke satu arah dengan matanya, cepat-cepat aku menengok ke arah yang dimaksud. Berusaha melihat lebih jelas. Benar saja, kamu ada disana melihat ke arahku. Seketika rasa itu kembali hadir, meledak tak terkontrol. Membuat temanku kembali berbisik
"jangan seperti itu Ra."
Ah...  aku merutuki dalam hati. Segera saja aku terdiam seolah-olah memang tak ada yang terjadi. Sesekali aku menoleh sedikit. kamu tetap sama, pancaran matanya ketika bertemu membuatku kembali merasakan gejolak.
Rasanya sudah lama melihatmu kembali hadir dalam tempat yang sama dengan seragam dan tas yang selalu kau bawa. Kamu berdiri di tepi lapangan, agak jauh sebenarnya namun tetap saja aku masih bisa melihatmu. Aku tersenyum, kelakuanmu memegang botol seperti itu....
Sudahlah, aku membenci hal ini. Sudah kututup rapat lalu kembali terbuka hanya dengan beberapa detik. Untuk apa usahaku selama ini?
Aku hanya terlalu kaget, aku hanya tidak ingin berhalusinasi. Konyol jika memang itu terjadi dan aku tak mau kekonyolan itu melekat dalam otakku. Cih, mengapa aku selalu terlihat tolol di hadapanmu? Sebelumnya aku tak pernah seperti ini bahkan aku termasuk orang yang tak peduli lingkungan sekitar. 
Hha, entahlah. Ini yang selalu kutakutkan jika bertemu lagi denganmu. Aku selalu takut luka itu kembali membuka seakan-akan selama ini memang tak pernah kering dan sembuh. Tak pernah benar-benar hilang.
Lihatlah, bahkan aku selalu ingin kembali ke tempatmu tadi, masih ada 20 menit untuk beristirahat dan tentu saja aku tak ingin 20 menit itu kuhabiskan untukmukan? Buat apa? toh aku yakin kamu hanya ingin menikmati sekolah ini sendiri. Aku memang tak pernah berada disampingmukan?
Persetanan dengan semua ini. Ya tuhan aku memang bukan manusia yang bersyukur. Ketika aku tau kau datang dan tak melihatmu aku selalu kecewa dan ketika aku bertemu denganmu aku selalu menyesal. Maafkan aku tuhan. Padahal jika difikir-fikir kembali tuhan  mendengarkan doaku. 
Sekali lagi kukatakan aku hanya kaget. Akhir - akhir ini banyak sekali yang membuat jantungku berpacu lebih cepat. Apakah permainan teka-teki favoritku jika melihatmu itu mulai terjawab? Aku memang suka sekali bermain tebak - tebakkan dengan otakku. Aku seringkali menebak apa yang kamu fikirkan tentangku. Ah aku juga menebak apakah kamu mengenaliku tadi? 
Sudahlah, aku semakin tolol. Teka-teki itu tak akan bisa kuselesaikan atau lebih tepatnya memang kubiarkan saja. Jika berusaha mencari akan membuatku lebih terjebak. Biarkan saja waktu yang akan menjawabnya. Aku yakin masih ada misteri yang menumpuk.
Jadi bagaimana kelakuanku tadi? Satu hal yang bisa kutangkap bahwa selama ini aku terlihat baik-baik saja karena memang tak pernah melihatmu lagi. ketolollanku di hadapanmu.... cih gila.
Ini terlalu gila,lihat saja karenanya aku tak bisa belajar dengan konsen seharian itu. 
Tolong kembalikan otakku yang waras seperti dulu. 
Lihat saja Neus, aku akan berusaha lebih keras dari ini, berusaha lebih keras untuk melupakanmu, menutup semua yang ada membelenggu rasa yang selalu hadir.
Cih, aku tak akan kalah darimu..

Orang tolol yang selalu memperhatikanmu
F

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

Kamu

Berpetualang (part 1)