Goodbye :)

Sebelum hari ini, aku selalu tidur bersama saudaraku. Maksudku, kita berbagi kamar dan sekarang ia pindah. Rasanya sedih juga, tidak akan lagi ada acara aku menggerutu kesal ketika melihat sampah berserakan atau meja yang berantakan. Tidak akan lagi ada acara curhat sebelum tidur yang memakan banyak waktu padahal aku sudah ingin tidur. Tidak ada lagi kudengar suara telepon berdering atau suara musik yang terkadang dibunyikan agak keras membuat tidurku terganggu dan tentunya ketika mati lampu terjadi aku hanya akan berteriak sendiri tidak berdua lagi dengan saudaraku. 
Sebelum hari ini, terkadang aku memang menggerutu. Aku bukan orang yang senang dalam kebisingan, tidak seperti saudaraku yang senang bermain kesana - kemari atau apapunlah itu. Terkadang, aku butuh kesunyian dan ketika aku ingin sendiri saudaraku selalu ada,membuatku menghela nafas. Namun tak kupungkiri dia membuatku tertawa dengan curhatan - curhatannya. Dia cengeng dalam urusan cinta, selalu meminta pendapatku padahal dia sudah berganti-ganti pacaran. Pernah kutemui dia sedang menangis gara-gara pacarnya, kau tau aku bukan orang yang bisa menghibur. Aku tidak tau harus berbuat apa, jadi ya aku melakukan sebisaku. Sungguh dia lebih tua dariku tapi kelakuannya seakan-akan berada di bawahku haha. 
Dia cantik, senang berdandan dan terkadang membuatku iri. Dia dan aku sebenarnya sangat berbeda namun aku hanya diam saja berusaha untuk menyesuaikan dengannya. Dia baik dan gampang bersosialisasi tidak sepertiku. Namun ketika dia marah bisa membuatku badmood juga haha. Yah, aku juga pernah meminta pendapatnya, pernah jalan bersamanya ke suatu mall untuk membeli baju atau sekedar melihat-lihat. Aku sudah terlalu hafal kebiasannya dan tak kusangka perpisahan ini benar-benar membuatku sedih padahal jika aku kesal aku ingin mempunyai kamar sendiri. Ternyata benar, waktu seakan telah melahap jarak yang ada.
Kuakui dulu dia sangat nakal, setiap ke rumah aku selalu harus mengalah dan itu membuatku kesal, sangat kesal. Sesudah bermain aku pasti mengadu kepada mama dan mama selalu berkata 
"udah biarin aja"
Jadi, ketika aku harus berbagi akamr dengannya, aku merasa sanagt canggung. Entahlah apa yang dia rasakan namun yang kurasakan memang begitu. Aku terkesan terlalu cuek dan dia peduli. Ah, setahun lebih aku berbagi kamar dengannya. Pengalaman memang ada. Aku jadi tau bagaimana kuliah, aku setidaknya pernah merasakan menjadi adik. 
Semenjak ada dia, aku tidak pernah menangis. Mungkin hanya sekali waktu di awal dan dia memelukku. Aku bersyukur dia hanya menanyakan sekali apa yang terjadi. Aku menggeleng kuat dan hanya menjawab tidak apa-apa. Aku selalu susah mengungkapkan apa yang aku rasakan dan aneh rasanya jika menceritakan pengalaman sedih seperti itu. Aku tidak suka bercerita kesedihanku. Menurutku itu adalah titik lemah.
Yah, mungkin kebiasaanku dulu akan terulang lagi. Jujur pernah beberapa hari itu aku selalu menangis tengah malam, tanpa suara -pastinya- karena orang-orang akan bertanya apa yang terjadi dan aku sangat tidak suka. Aku selalu memikirkan apa yang telah aku lakukan lalu  pengalaman -pengalaman sedih muncul begitu saja. Membuatku terisak perlahan lalu tertidur. Mengapa tengah malam? karena sunyi, membuatku bisa berfikir lebih jernih dan yang pasti semua orang telah tidur. Aku tidak suka jika orang melihatku menangis secara langsung, itu sangat memalukan. 
Jadi, sampai berjumpa lagi. Saudaraku yang membuatku jengkel setengah mati. Seperti yang kamu bilang jika nanti kau main kesini, menginap saja dan kita akan bercerita semalaman. Ku tunggu ya, curhatan-curhatan kita di malam hari tidak akan pernah kulupakan kok hehe

salam hangat,
FS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

Berpetualang (part 1)

Kamu