Pernah ada yang berkata

"Jika kamu mencintai seseorang karena fisik bagaimana kamu mencintai tuhan yang tidak terlihat fisiknya?"

Ya kira- kira seperti itu.
Tapi aku tidak akan membahas tuhan.
aku hanya ingin bercerita, bahwa selama ini aku jatuh cinta kepada seseorang yang akupun tidak tau bagaimana fisiknya. Aku tidak tau bagaimana dia sebenarnya. Selama ini aku telah menjadi 'pacar pura-pura'. Aku tidak pernah tau bagaimana rupanya, yang aku tau dia selalu membuatku tersenyum jika membaca pesannya. Aku tidak pernah tau apakah dia benar - benar seorang cowok, yang aku tau dia membuat hariku terasa lebih menyenangkan.

Aku berfikir, bagaimana jika dia peremupuan? atau seseorang yang jahat, yang selama ini ternyata membohongiku dengan kata - katanya. Nyatanya, aku merasakan dia memang benar - benar jujur. Dia orang baik, tak sedikitpun aku merasakan dia orang jahat.

Ah ya, dia sebenarnya lebih jahat dari seorang penjahat sekalipun
Mau tau kenapa?

Karena dia telah membuat perasaanku bercampur aduk, aku selalu terbuai oleh kata - kata indahnya atau kata - kata konyolnya yang membuatku tersenyum sepanjang hari. Siapa dia? Bahkan dia tak akan pernah mau untuk memperlihatkan jati dirinya. Selama ini kita hanya sebuah teman di media sosial dengan akun palsu.Aku dan kamu dalam kepalsuan ini terasa lebih nyata.

Kau tau aku selalu berusaha untuk maju ke depan, selalu ingin pergi dari bayangmu tapi tetap saja tak bisa. Apalgi ketika kamu mengatakan bahwa cerita kita terlalu manis, bahwa kenangan itu begitu dirindukan olehmu.

Ingin sekali aku berteriak kencang, memaki dirimu bahwa disini aku tidak baik - baik saja. rindu ini terasa lebih menyiksa, membuatku terus seperti orang gila. Sadarkah kau?

Aku hanya menutupinya, aku hanya berusaha untuk tidak terlalu terlihat antusias karena aku tau kamu akan merasa tidak senang.

Aku ingin bertemu denganmu, tolong...
Selalu itu yang aku pikirkan, tidakkan kita menjadi teman dalam dunia yang lebih nyata?

Aku mencintaimu, sungguh



Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

Berpetualang (part 1)

Kamu