Jika kebanyakan remaja lainnya menangis karena cinta, aku adalah salah satu dari sekian persen orang yang menangis karena sesuatu hal yang lain. Rasanya bahkan lebih sesak dari ditinggal pacar atau melihat doi dengan yang lain. Tuhan, mengapa harus terjadi sekarang? Inikah yang terbaik bagimu?

Jika ya, maka tolong aku. Aku seperti masuk ke dalam jurang dan tidak bisa kembali. Rasanya aku terlalu takut. Terlalu takut melihat ke atas. Jika saja keadannya memungkinkan, aku lebih baik pindah ke luar kota. Menajalni hidup baru dengan orang-orang baru. Bukan disini, bukan disini.

Tuhan, baru kali aku merasa cerita yang menyayat hati benar-benar terjadi. Jika saja setiap tetes air mata yang kukeluarkan begitu berharga maka aku akan menangis sepeuasnya. Tidak peduli hingga bagaimanapun.

Inikah yang namanya hidup? Tidak peduli bagaimana kamu hidup, kamu memang harus selalu berdiri tegak karena itu adalah satu satunya cara untuk bertahan dalam kerasanya hidup. Ribuan orang datang bukan untuk menolong tapi untuk saling menghancurkan. Begitu sedih dan pilu.

Tuhan, bahkan aku terlalu takut hidup di dunia dengan pendapat setiap orang. Bisakah aku menghilang saja? berada dalam dakapanmu yang hangat, bisakah? Tidak peduli dengan derajat setiap orang jika satu satunya jalan untuk terus bertahan adalah dengan  merendah, maka akan aku lakukan.

Tuhan, bahkan engkau pasti mengetahui bagaimana dulu aku merasa tidak adil, namun sekarang justru aku hanya bertanya-tanya apakah rencanamu tuhan. Aku yakin cobaan ini akan terlewati tapi selalu ada ragu yang menyusup.

Tuhan, jika ini yang terbaik bimbing hamba dalam setiap langkah yang kulewati. Tuntun hamba dalam jalanmu. Tolong hamba ya tuhan, tolong. Haruskah aku meminta tolong kepada sesama umat manusia? tidakkah kau cemburu tuhan?

Tuhan
aku yakin engkau menyayangi hamba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

Berpetualang (part 1)

Kamu