Pathetic

Mencintai seseorang yang berbeda iman. Yup masa putih abu-abu gue sebagian besar diisi dengan mencintai orang yang beda agama sama gue. Sekolah disini emang bikin gue sadar satu hal, gue lebih dekat sama tuhan. Bersyukurnya, sekarang gue sadar bahwa mencintai dia lebih dari apapun adalah hal yang sangat bego.

Bukannya apa-apa tapi gue udah ditolak mentah-mentah dan gue masih aja ngedeketin dia. Pathetic bangetkan? Bukan karena cowok di dunia ini tinggal dia atau gue cinta mati sama dia sebenarnya gue ngedeketin gue karena gue penasaran. Sifatnya ituloh cuek banget udah gitu judesnya minta ampun kan gue kadang-kadang kesel tapi anehnya jawaban dia bikin gue ketagihan. I mean jawaban dia itu beda dari yang lain dan bikin gue penasaran. 

Sampe batas akhir gue ngeask dia yang aneh-aneh dan emang weird tapi saat gue nulis itu gue gak mikirin apa-apa yang jelas gue pengen dia ilfeel sama gue. Eh bener aja jawabannya bikin sakit raga dan jiwa *etss. Asal lo tau aja nulis beginian tentang dia itu gak penting banget dan mengundang rasa yang nano-nano bangetlah jadi stop ask gue yang macem-macem soal dia setelah lo baca story gue yang ini /sigh/.

Intinya, gue ask dia yang terakhir kali adalah masalah terbesar. kenapa? karena mungkin dia udah ngecap gue sebagai cewek gila yang pysco. Padahal semua omongan gue di ask itu fake banget. Ngeprint foto dialah, nanya ini itulah. Shit man gue lagi-lagi terlihat pathetic. Di mata dia dan di mata gue sendiri. Gue merasa udah menjadi yang terendah tau gak. 

Buset, untung-untungnya gue sadar. iya gue SADAR juga. Kayaknya selama ini gue kena pelet dia. Bisa-bisanyakan gue suka terus-terusan? pft. Senengnya nih ya kemarin gue bongkar habis-habisan file yang ada di laptop gue dan nemu beberapa foto dia dari mulai difotoin temen, dapet dari medsos dan yang paling pathetic waktu pulang sekolah gue diem-diem masuk ke kelasnya. Padahal gue waktu itu kelas 10 coy dan dia kelas 12. Gila juga ya gue? Pokoknya gue berusaha masuk ke kelasnya cuman buat ngefoto foto kelas dia. Gue masih inget banget gimana gue ngajak temen dan bareng-bareng masuk ke kelas itu. Begonya temen gue malah semangat aje nemenin gue. Harusnyakan dia nyadarin gue. Hal bego gitu dilakuin dasar bocah ababil(?)

Btw melanjutkan tadi gue seneng akhirnya gue bisa delete juga foto-foto itu, yang biasanya gue terpesona dan senyum-senyum sendiri liat foto-foto itu tapi kemarin gue malah mandang jijik dan please thanks a lot banget gue bisa menghapuskan semua data-data itu tanpa rasa menyesal sedikitpun. Fiuh rasanya bagaikan...ah gak bisa ditulis lewat kata-kata bray!

So success besar dah gue akhrinya bisa move on!!! /tiup terompet kayak tahun baruan/
Dan yeah walaupun ini gak penting tapi bisa jadi penting aklau-kalau dia mampir. Jadi biar gak ada kesalahpahaman aja gitu. udah ah bye.

nona,
ferra

Komentar

  1. Ron20 Oktober 2015 pukul 23.51

    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Hm.. Aku punya pengalaman yang sama, dengan pihak cowo dalam cerita ini.

    Aku tidak memandang wanita dengan sikap ini pathetic, tapi lonely dan butuh teman. Hanya saja memang sedikit takut dan susah tidur karena hal itu.

    Berkat tulisan kamu aku menjadi melihat sisi yang berbeda dari pengalamanku, membuatku merenungkan ulang banyak hal. Terima kasih :)
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    BalasHapus
    Balasan
    1. .F.S.22 Oktober 2015 pukul 19.11

      hallo ron wah thanks btw udah mau baca blog aku yang bahkan curhatan bgt haha. thanks juga pendapat + commentnya. iya sama-sama bahkan gak nyangka ternyata curhatan yang absurd gini bisa jadi bahan renungan :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentangmu

mengapa aku selalu menghindar dari tatapan mautmu itu padahal di dalam lubuk hatiku aku ingin menatapmu??? mengapa aku ingin selalu kau ada disampingku padahal ketika kmu ada di deketku, aku selalu merutuki diriku sendiri???? mengapa aku tak berani untuk menyapamu??? hanya sekedar menyapa saja aku tak berani?! di dunia maya ataupun di dunia nyata aku tetap tak berani. padahal di hatiku, aku ingin sekali menyapa dirimu, bahkan kalau boleh, aku ingin mengobrol tentang segala hal denganmu. hanya denganmu. mengapa aku selalu ingin mencarimu dimanapun aku berada?? dan mengapa antara hati dan mulut tak bisa menyatu?? bisa saja di hati aku berkata "I Love you." tapi nyatanya aku tak bisa mengeluarkan kata yang mudah itu ke mulutku?? mengapa? mengapa? why? why? why? mungkin inilah yang dinamakan cinta. karna aku tak punya alasan. kau tau? aku tak mengerti, mengapa aku bisa mencintainya?! sampai kini, aku tak bisa menjawabnya... semuanya mengalir begitu saja, bagaikan air.
Baca selengkapnya

Berpetualang (part 1)

ehem, cek cek 123, ehem ehem.. hallo semuaaaaa fans fansku di seluruh dunia {} ahaha, okey. kali ini gue mau ngeposting tentang liburan gue kali ini yang -ehem- agak ekstrem. Sebenarnya kalau yang udah biasa sih pasti bilangnya 'ah biasa aja', tp gue engga sob. Gue baru kali ini ngalamin pengalaman kayak gini! Ya kan , biasanya gue kalau liburan, paling jalan - jalan sama keluarga atau temen - temen dan itupun palingan keliling ip, bip, gramed, citwalk, pvj doang! tapi skg.......... Gue jalan - jalan dari ujung sampe ujung! walaupun tinggal di bandung (semenjak gue lahir) tp baru kali ini gue keliling bandung. see? Dimulai dari jalan - jalannya gue dengan hilda. Gak tau awalnya gimana tapi yang jelas kita tuh chatt di fb ngomongin soal suju, korea. Dan tiba - tiba dia nanya 'kamu suka k-drama?' gue cuman bilang baru nonton beberapa tapi gue suka sm k-drama. Akhirnya hilda ngajak gue ke kokem (kota kembang) di daerah kings gitu. gue sih hayu hayu aja daripada di r
Baca selengkapnya

Kamu

"Semakin banyak yang kamu relakan, semakin banyak yang tuhan beri." Hallo, kamu.  Sudah ketiga kalinya aku berbicara lewat tulisan disini tentang kamu. Bagaimana harapan-harapanku tentangmu atau celotehan tidak jelas yang sebenarnya mengandung banyak makna, menurutku. Lalu sekarang dengan ketidakpedulianmu, aku merasa tidak baik-baik saja. Aku tidak akan bisa menyeretmu dengan paksa jika kamu masih menggenggam tangannya erat. Aku tidak bisa melewati ini sendirian, tanpa bantuan darimu juga.  Ini soal saling membantu, kepercayaan, saling menyanyangi. Hal-hal yang dilakukan bersama akan terasa lebih nyaman dan membahagiakan. Aku bukan wartawan yang harus memberikan list pertanyaankan? Padahal aku ingin kita saling berbagi cerita, apapun itu. Aku bisa mendengarkanmu, sungguh. Ketika aku mengeluh akan tanggapanmu, maka aku benar-benar bingung dan kamu dengan sangat sepele membiarkannya begitu saja. Meninggalkanku sendirian. Aku tidak bisa berjuang begitu saja jika kamu
Baca selengkapnya